Serambi Indonesia/Thu, Mar 31st 2011, 10:09
Dari Kunjungan PTPA ke
Malaysia (1)
Utama
Rombongan Persatuan Tokoh Perempuan Aceh (PTPA), Minggu (27/3) pekan lalu, melihat dari dekat bagaimana pemberdayaan perempuan dan anak di negara jiran Malaysia. Wartawati Serambi Indonesia, Nani HS yang menyertai kunjungan yang dipimpin istri Gubernur Aceh, Darwati A Gani, itu menurunkan tiga laporannya mulai hari ini.
BANYAK program kemanusiaan yang telah dikerjakan organisasi Badan Amal dan Kebajikan Istri-istri Menteri dan Timbalan-timbalan Menteri (Bakti, didirikan tahun 1997), yang diterapkan Malaysia, termasuk pemberdayaan ekonomi rakyat, membangun potensi wanita, dan aksi sosial untuk bencana alam hingga mancanegara.
Namun masalah teknik dan mekanisme pemberdayaan anak berprestasi dan bertalenta, (dalam program Permata), seperti yang diungkapkan oleh istri Perdana Menteri Malaysia, Yang Amat Berbahagia (YABhg) Datin Paduka Seri Rosmah Mansor, telah menjadi perhatian istri Gubernur Aceh, Darwati A Gani.
“Saya ingin model dan sistem pemberdayaan anak, nantinya bisa kami terapkan di Aceh,” katanya dalam acara Majelis Perjumpaan Muhibbah Bersama Persatuan Tokoh Perempuan Aceh, Selasa (29/3), di kediaman Perdana Menteri Malaysia.
Upaya mencari dan menjemput anak-anak berbakat sesuai talentanya, yang dilakukan Bakti sampai ke pelosok negeri Malaysia, dinilai Darwati sebagai usaha yang tepat demi kesinambungan dan pengembangan pendidikan generasi bangsa.
Dalam kesempatan itu Darwati juga meminta Bakti bisa bekerjasama untuk dunia pendidikan anak di Aceh. Misalnya, melalui Taman Kanak-kanak (TK) Montesari sumbangan Malaysia, yang dibangun di Aceh pascatsunami, dan dalam waktu dekat akan diserahkan kepada Pemerintah Aceh.
Apa “digjayanya” Permata? Menurut Datin, dasar pembentukan program pendidikan tersebut dilatarbelakangi keyakinan bahwa setiap anak yang dilahirkan di bumi Malaysia, adalah sebutir permata untuk negara yang akan bersinar menerangi kegemilangan negara di masa datang.
Dibentuklah Permata yang didukung keluarga dan Kerajaan Malaysia. Hingga tahun ini ada 600 pusat Permata di seluruh penjuru Malaysia, yang melibatkan 20.000 anak-anak Malaysia. Terdiri atas Permata Pintar bidang akademik), Permata Seni (seni budaya), dan Permata Insan (pendidikan agama).
Tidak tanggung-tanggung, untuk mencapai kemajuan kognitif, sosial, dan pembentukan emosi, anak-anak Permata, secara kontinyu, memperoleh program belajar di kampus UKM yang bertajuk Summer Camp. Di ajang dua minggu kemah bersama ini para siswa tak saja terlibat dalam proses belajar mengajar.
Tidak ada anak yang pasif. Masing-masing menunjukkan kemampuan menurut talenta masing-masing. Tak kalah penting, belajar bersosialisasi dengan lingkungan kampus. Lalu apa lagi yang bisa dipandang penting dari kunjungan PTPA ke Malysia kali ini?
Bolehlah juga kita kaji-kaji ajakan Datin Rosmah. Ia menyambut niat kerja sama PTPA untuk bekerja sama membangun pendidikan dan integritas perempuan Aceh. “Menobatkan raja di negeri Linggi. Keturunan pula para wali. Kita serumpun walau tak senegeri. Kekalnya ikatan bersimpul mati,” kata Rosmah dengan ramah bersirat mengundang persahabatan.
Maka, bilakah hasil studi banding PTPA yang diketuai Rd Sugiarti Teuku Said Mustafa ini, bisa ditindaklanjuti di Aceh? Lagi-lagi ditunggu empati, kerja keras, dukungan semua pihak. Atau, PTPA-kah kelompok pertama yang bakal menjadi leader-nya? Siapa berani? (bersambung)
Akses m.serambinews.com dimana saja melalui browser ponsel Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar