01/10/07

EUMPANG BREUEH 4 : BERTEKAD MENGULANG SUKSES ?

SERAMBI INDONESIA
• 30/09/2007 10:39

[ rubrik: Serambi | topik: Entertainment ]

BUKA puasa bersama di rumah produser film komedi Eumpang Breuh (EB) 4 di Desa Ceurih, Krueng Barona Jaya kali ini, lain dari biasanya. “Heboh” dan istimewa, itulah kesan acara di pukul 19.00 WIB, Jumat (28/9) lalu.

Istimewa kerena di antara tamu sang produser, ada seratusan orang relasi yang khusus datang untuk menjemput EB 4, bahkan dari Meulaboh sudah tiba sejak Kamis, ketika Bang Joni, sutradara, dan produser EB kebetulan singgah ke redaksi Serambi. Mereka jadi kurang santai ngobrol, lantaran telepon selular Joni Cs sebentar-bentar bunyi. Tak lain adalah menjawab agen-agen dari daerah.

Agaknya sirkulasi EB memang beda dengan sistem penjualan video CD Aceh lainnya, di mana lazimnya produserlah yang mengirimkan ke toko-toko penjualan. Ini justru sebaliknya, agen jemput bola.

Yang lebih “heboh” bukan buka puasa barengnya. Tapi rebutan video CD-nya. Tak pelak lagi, ada relasi yang menggerutu karena pesanannya yang lima ribu, hanya ada tiga ribu keping saja. Sampai-sampai sang produser, Dhien Kramik, terbersit niat di hatinya untuk meng-copy ulang EB 4 yang berdurasi 73 menit itu. Tapi ketika ditanya kepastiannya, Dhien jadi ragu-ragu dan tak menjawab tegas.

“Anehnya”, peluncuran EB 4 terjadi hari Jumat setelah shalat tarawih. Namun di antara peserta buka puasa bareng itu, ada yang nyeletuk kalau sebenarnya dia dan kawan-kawan sudah lebih dulu menonton EB 4. Pun ada warung kopi yang memutar EB 4 pada saat peluncuran sedang berlangsung.

Cerita lainnya, sang produser malam itu kelimpungan juga menghadapi relasi yang datang dari penjuru Aceh bahkan Sumatera Utara. Stok EB 4 yang 35 ribu keping tidak cukup––kendati sumber-sumber Serambi menyebutkan, sebenarnya sejak tiba dari prosesing di Jakarta Senin (24/9) hingga peluncuran EB 4 sudah gol 60 ribu keping. Produser tak bisa berkata apa-apa menanggapi relasi, kecuali minta maaf karena tak bisa memenuhi EB 4 sesuai permintaan. Maklum para agen yang datang, tak semua ada dalam daftar pemesan. Nah setidaknya, hingga pukul 15.00 WIB kemarin, ada penggemar yang memburu EB 4 ke tempat-tempat penjualan VCD di Banda Aceh, termasuk kaki lima, hasilnya nihil. Kabar-kaburnya, (produser enggan berkomentar), EB 4 dipasok lagi pada Sabtu sore dan ditunggu di Bandara Sultan Iskandar Muda.

Kualitas gambar

Menonton EB 4 nan sangat ditunggu-tunggu penggemarnya itu, apa sih istimewanya? Mari kita lihat, barang kali memang lebih berkesan dari tiga EB sebelumnya.

Benar, kesan pertama cukup menggoda (meminjam jargon iklan). Ya, gambar EB 4 memang lebih bersih kualitasnya, bagus editingnya. EB 4 terekpos dalam harmoni suara dan warna yang baik. Pun telah mulai mencuatkan eksplorasi akting dari pemainnya.

EB 4 membuka gambarnya dengan akting shebbel Haji Uma mengejar Kapluk alias Abang Joni. Sepeda motor Mando Gapi yang dikendarai Haji Uma, akhirnya kecemplung rawa-rawa, orang tua yang acap kali bersarung hijau itu, nyelonong pergi tak berusaha mengangkat sepeda motor Mando Gapi dari rawa-rawa yang lebih mirip kubangan.

Di sinilah, pada scane berikutnya, Mando Gapi alias Abang Jono muncul dengan kemajuan aktingnya dibanding di EB 3. Kali ini kekasih Buk Fatimah ini berhasil mengeksplorasi aktingnya demikian rupa. Ada “campur sari” dalam aktingnya. Berhasil menggaet keibaan kita, sekaligus menggelitik napsu tertawa kita saat Mando menangisi “astuti”, sepeda motor butut kesayangannya. “Kruuu seumangat, sampe ate Teungku Aji. Nyoho geu kroot honda long. Alah haima beh keudeh. Igopnyan peu rogoe geuh teuman. Mate kon lakoe, rugoe kon laka. Meunyo lagee nyoe, pusaka kuh nyoe,” ungkap Mando dalam tangisnya. Dialeknya, suara tangisnya bagai benar adanya. Untung saja wajah Mando tidak di-closeup. Siapa tahu memang akting suara doang, tak ada airmatanya, he..he…

Tokoh sentral lainnya bagaimana, ada kemajuan? Nyaris tak terdengar (lagi-lagi meminjam jargon iklan). Abang Joni tetap kebagian akting “celaka”, jatuh bangun, kekonyolan, dan kesialan lain. Hanya saja kali ini sang pujaan hati Yusniar lebih banyak dialog “puitis”nya. Ingat EB 3? Kata-kata memori sekuntum rindu, dalam keseharian rupanya telah menjadi bumbu kelakar cinta banyak orang. EB 4 memuat kembali ragam perasaan itu dalam bahasa Aceh. “Dek Yusniar nyan, ate isenyum, meunyum lam dada, i chop-chop lam pruet teuh keudeh,” ucap Joni dengan akting khas lugunya.

Di luar tokoh sentral, kehadiran teman se-fakultas Yusniar di Medan, Juliana binti Datok Hasanuddin Budiam asal Malaysia, tak bermakna apa-apa, kendati cara bicara Juliana yang kental Melayu itu sebenarnya bisa menjadi modal dalam cerita. Kalau selintas kehadiran Bang Him Morning sih masih nyambung dengan plot. Begitu pun Si Tompul yang sudah menemukan kata kunci bahwa Yusniar tak bersedia menikah dengannya.

Lantas Haji Uma? Waduh! Marahnya terus ke luar sepanjang napasnya. Barangkali, baru berhenti ketika Haji Uma tidur atau tidur selamanya. Bisa jadi setting tersebut baru berubah ketika kisah EB akan tamat ya. Tak tahulah apa maksud Pak sutradara, mungkin sudah pakem yang tak bisa ditawar-tawar lagi.

Lihatlah, hampir sepanjang EB 4 Haji Uma ngomel dan melancarkan kekerasan lewat hunusan goloknya. Ah, ini kurang sedap juga pemandanganya. Sebut saja ketika terjadi insiden di rakit (raket bak pisang bahteura cinta Joni-Yusniar) di sungai dekat kebun Haji Uma. Wah, bukankah adegan ini rawan celaka? Tergolong tontonan berlabel BO, tujuh belas tahun ke atas. Untung saja pada penutup, ada tampilan Haji Uma dalam sosok lain. Dia sengaja tak bawa golok, karena keinginannya mengunjungi Kapluk adalah dalam misi perdamaian. Ingin bicara, sebab Kapluk pernah menolongnya ketika jatuh dalam sumur. Ini bagian terakhir yang mengundang suspen bagi penonton. Sebab di saat Haji Uma ingin minta maaf, terjadi insiden lagi antara Kapluk dan Pak Haji. Itu artinya, iktikad perdamaian jadi mentah lagi.

Bakal meraup berjuta simpatikah VCD EB 4 yang berlokasi syuting di Jeunieb, Alue Kandang, Meunasah Mesjid Puenteut, dan Blang Crum Kandang, Aceh Utara ini? Siapa tahu akan mengulang sukses. Atau sebaliknya bakal mencuat kesan, bahwa EB 4 tak sanggup membayar penasarannya penonton ya. Kita lihat saja.

Nani.HS


Tidak ada komentar: