Serambi Indonesia
• 11/09/2007 10:22 WI
[ rubrik: Kutaraja | topik: Budaya ]
BANDA ACEH – Lapena, lembaga budaya Banda Aceh, Minggu (9/9) sore, meluncurkan buku antologi puisi “Garis”. Buku tersebut ditulis Wina SW1. Peluncuran buku diselenggarakan di Teater Arena Taman BudayaAceh. Selain di Banda Aceh, buku setebal 176 halaman itu, juga akan diluncurkan di Jakarta (16-18/9), dan Kyoto, Jepang, Oktober mendatang.
Peluncuran buku yang dilanjutkan pembacaan puisi itu, disambut hangat penyair dan budayawan Aceh. Wina yang sedang menyelesaikan program doktor di Jepang, tetap produktif menulis puisi. Penyair LK Ara, Fauzan Santa, D Kemalawati, Hasbi Burman, Nani HS, Udin Pelor, Yun Casalona, dan ratusan undangan lain, tampak sangat menikmati ketika puisi-puisi Wina dibaca kembali di atas panggung.
Dalam pengantar buku itu, WS Rendra menyebutkan penyair Wina SW1 sangat menguasai detail dari kahanan yang dilukiskannya, sehingga sanggup melukiskan satu gambaran yang bisa segera merangsang alam bawah sadar pembacanya. Kait-mengait antara peristiwa jiwa dengan gambaran alam nyata, terlukis dengan indah di dalam sajak-sajaknya.
Sementara Wina sendiri tidak menghiraukan apakah karyanya merupakan karya sastra atau tidak. “Saya tak terlalu peduli apakah ini bisa disebut karya sastra atau tidak. Itu tak penting bagiku. Puisiku memang bukan apa-apa. Namun, inilah karyaku. Isi hati yang berubah menjadi kata-kata,” ungkapnya.
Pengurus Lapena, Helmi Hass, mengatakan peluncuran buku Wina SW1, Minggu (9/9) merupakan buku ketujuh diterbitkan lembaganya dalam tahun 2007 ini. “Wina itu wanita gigih dan sederhana. Di tengah kesebukkannya menyelesaikan kuliah S3 di Jepang, dia masih produktif. Semangat itulah yang membuat kami terpanggil menerbitkan buku puisi “Garis” yang memuat 90-an karyanya,” ungkap Helmi.
(sup)
• 11/09/2007 10:22 WI
[ rubrik: Kutaraja | topik: Budaya ]
BANDA ACEH – Lapena, lembaga budaya Banda Aceh, Minggu (9/9) sore, meluncurkan buku antologi puisi “Garis”. Buku tersebut ditulis Wina SW1. Peluncuran buku diselenggarakan di Teater Arena Taman BudayaAceh. Selain di Banda Aceh, buku setebal 176 halaman itu, juga akan diluncurkan di Jakarta (16-18/9), dan Kyoto, Jepang, Oktober mendatang.
Peluncuran buku yang dilanjutkan pembacaan puisi itu, disambut hangat penyair dan budayawan Aceh. Wina yang sedang menyelesaikan program doktor di Jepang, tetap produktif menulis puisi. Penyair LK Ara, Fauzan Santa, D Kemalawati, Hasbi Burman, Nani HS, Udin Pelor, Yun Casalona, dan ratusan undangan lain, tampak sangat menikmati ketika puisi-puisi Wina dibaca kembali di atas panggung.
Dalam pengantar buku itu, WS Rendra menyebutkan penyair Wina SW1 sangat menguasai detail dari kahanan yang dilukiskannya, sehingga sanggup melukiskan satu gambaran yang bisa segera merangsang alam bawah sadar pembacanya. Kait-mengait antara peristiwa jiwa dengan gambaran alam nyata, terlukis dengan indah di dalam sajak-sajaknya.
Sementara Wina sendiri tidak menghiraukan apakah karyanya merupakan karya sastra atau tidak. “Saya tak terlalu peduli apakah ini bisa disebut karya sastra atau tidak. Itu tak penting bagiku. Puisiku memang bukan apa-apa. Namun, inilah karyaku. Isi hati yang berubah menjadi kata-kata,” ungkapnya.
Pengurus Lapena, Helmi Hass, mengatakan peluncuran buku Wina SW1, Minggu (9/9) merupakan buku ketujuh diterbitkan lembaganya dalam tahun 2007 ini. “Wina itu wanita gigih dan sederhana. Di tengah kesebukkannya menyelesaikan kuliah S3 di Jepang, dia masih produktif. Semangat itulah yang membuat kami terpanggil menerbitkan buku puisi “Garis” yang memuat 90-an karyanya,” ungkap Helmi.
(sup)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar