09/12/08

KUTARAJA - BANDA ACEH [ANTOLOGI PUISI PENYAIR INDONESIA]


[Indonesia – Inggeris]

Editor : Doel CP Allisah – Nani.HS

Penterjemah : Debra H.Yatim

Desain Cover : Myblue Design

Layout : Erwinsyah

Photo Sampul : M.Anshar [Serambi Indonesia]

Cetakan Pertama : Desember 2008 -/i/xiv/238 halaman

Penerbit : Aliansi Sastrawan Aceh – Pemko Banda Aceh

Percetakan : PT.Mitra Media Mustika – Jakarta

ISBN : 978 – 979 – 18959 – 0 – 3


PARA PENULIS :


A.Rahim Qahhar [Medan]

AA.Manggeng [Banda Aceh]

Alimuddin [Banda Aceh]

Arafat Nur [Lhokseumawe]

As.Atmadi [Jakarta]

Azhari [Banda Aceh]

D.Kemalawati [Banda Aceh]

Debra H.Yatim [Jakarta]

Dahta Gautama [Bandar Lampung]

Damiri Mahmud [Medan]

Din Saja [Banda Aceh]

Dinullah Rayes [Sumbawa]

Doel CP Allisah [Banda Aceh]

Edy Samudra Kertagama [Bandar Lampung]

Fikar W.Eda [Jakarta]

Hasan Aspahani [Batam]

Hasbi Burman [Banda Aceh]

Heri Maja Kelana [Bandung]

Herman.RN [Banda Aceh]

Idris Pasaribu [Medan]

Kardy Syaid [Jakarta]

LK.Ara [Takengon]

MH.Agam Fawirsa [Kuala Simpang]

Mustafa Ismail [Jakarta]

Saiful Bahri [Banda Aceh]

Nurdin F.Joes [Banda Aceh]

Salman Yoga [Takengon]

Sulaiman Juned [Padangpanjang]

Sulaiman Tripa [Banda Aceh]

Sutan Iwan Soekri Munaf [Prabumulih]

Viddy AD Daery [Jakarta]

Wiratmadinata [Banda Aceh]

Zoelfikar Sawang [Banda Aceh]

-(alm) H.Baharoeddin Yahya

-(alm) AR.Nasution

-(alm) Hasyim.KS

-(alm) Maskirbi


Sambutan
Walikota Banda Aceh


“bismillahirrahmanirrahim”

Membaca buku Antologi Puisi “Kutaraja – Banda Aceh” seakan-akan membuka kembali lembar-lembar album kenangan yang merekam beruntai-untai kisah dan gairah tentang perjalanan panjang sebuah kota. Beragam tema dengan beragam makna yang mencuat dari bait-bait puisi yang terangkum dalam buku ini menunjukkan bahwa “Kutaraja – Banda Aceh” laksana samudera yang tak habis-habis diserap, ditulis, dan dieksplorasi jauh ke lekuk-lekuk dasar inspirasi oleh para penyair dalam melahirkan karya-karya terbaiknya

Kutaraja, yang kini berganti nama dengan Banda Aceh, memang sebuah kota yang sarat dengan kenangan gemilang masa lalu, sehingga telah menjadikannya sebagai pusat ibukota Kerajaan Aceh Darussalam. Sebagai sebuah kota yang berjuluk “Bandar”, Banda Aceh saat itu adalah sebuah kota metropolis yang hiruk pikuk dengan aktivitas bisnis dan sosial dari beragam kaum saudagar dari berbagai penjuru dunia. Keterbukaan Aceh pada masa itu telah menukilkan catatan sejarah tentang puncak-puncak kejayaan peradaban dan kebudayaan di tanah Aceh. Sudah begitu lampau masa-masa gemilang itu terlampaui. Dan kelampauan itu membuktikan bahwa Kutaraja – Banda Aceh sudah tua. Apalagi jika merujuk pada penanggalan 22 April 2008, maka genaplah sudah usia Kota Banda Aceh 803 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa Banda Aceh sudah tergolong kota sangat tua.

Terbitnya buku antologi puisi “Kutaraja – Banda Aceh” menjadi bukti bahwa di tanah “Serambi Mekkah” ini adalah ladang inspirasi. Berbagai fenomena yang mampu ditangkap oleh para penyair untuk dituangkan dalam karya puisinya adalah anugerah bagi Banda Aceh untuk terus eksis dalam meniti dan menata hari esoknya yang lebih baik. Kerena puisi adalah cermin, maka Banda Aceh akan terus berkaca, membenahi segala aspek hidup dan kehidupan, menuju dan meraih kembali jaya gemilang yang pernah terpahat di sini, di tanah Kutaraja.

Atas nama Pemerintah Kota Banda Aceh, kami menyampaikan salut dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh penyair yang telah berpartisipasi mengabadikan karyanya dalam antologi ini, baik itu penyair Aceh maupun penyair dari berbagai daerah lainnya di Indonesia. Terima kasih kepada Debra H Yatim yang telah mengalihbahasakan puisi-puisi di antologi ini ke dalam bahasa Inggris, sehingga karya dalam buku ini akan lebih mendunia. Kepada Doel CP Allisah dan Nani.HS yang meng-editori antologi ini dan juga kepada Aliansi Sastrawan Aceh [ASA] yang telah memprakarsai penerbitan, kami haturkan terima kasih setulus-tulusnya. Semoga dengan hadirnya buku antologi puisi “Kutaraja – Banda Aceh” ini akan menambah khasanah kesusastraan di Aceh, sekaligus juga akan membuka mata dunia untuk melihat dan membaca Banda Aceh dari sisi yang berbeda, dari sisi sastra, dari sisi pesona budayanya. Hal ini sejalan pula dengan program Pemko Banda Aceh yang sedang menggalakkan visi “Banda Aceh Menuju Bandar Wisata”

Inilah dia pesona “Kutaraja – Banda Aceh”. Cobalah tangkap dan rasakan nuansa pesona yang ditebarkannya. Pasti akan terasa desiran-desiran makna. Karena puisi adalah bahasa jiwa, maka mari sejenak kita bercengkrama di beranda kota ini,beranda “Kutaraja – Banda Aceh”.

Banda Aceh, 30 Oktober 2008

Walikota Banda Aceh,
Ir.Mawardy Nurdin, M,Eng.Sc




Tidak ada komentar: