25/04/12

KOREA TUNDA BANGUN KILANG PADI Rp 80 M

Serambinews.com / Selasa, 24 April 2012 11:20 WIB

* Karena Alasan Keamanan
* Lahan Sudah Tersedia 2 Hektare



BANDA ACEH - Rencana JSK International Resources Co LTD --perusahaan asal Korea Selatan-- untuk membangun kilang padi modern senilai Rp 80 miliar di kawasan Kuta Malaka, Aceh Besar, hingga kini masih tertunda.

Padahal, pada Agustus 2010, perusahaan itu sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pemkab Aceh Besar terkait rencana pembangunan kilang tersebut. Bahkan, pada masa Bukhari Daud masih menjabat Bupati, pemkab setempat juga sudah menyediakan lahan sekitar dua hektare untuk lokasi kilang dimaksud.

Menurut informasi yang diterima Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar, alasan utama tertundanya pembangunan kilang padi tersebut karena perusahaan negeri ginseng itu menilai kondisi keamanan di Aceh masih kurang kondusif.

“Kita juga tak tahu alasan jelas mengapa kilang padi itu belum jadi dibangun. Informasi yang kami terima perusahaan dari Korea itu menunda investasi di Aceh Besar karena alasan keamanan. Tapi, ke depan kita akan coba telusuri lagi bagaimana kelanjutan kerja sama tersebut,” ujar Pj Bupati Aceh Besar, Drs Zulkifli Ahmad saat bersilaturahmi ke Kantor Serambi Indonesia di Meunasah Manyang PA, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Senin (23/4).

Kedatangan Bupati Aceh Besar itu diterima Pemimpin Umun Harian Serambi Indonesia, H Sjamsul Kahar, Sekretaris Redaksi, Bukhari M Ali, Executive Producer Serambi FM, Nani HS, Redpel Prohaba, Nurdinsyam, dan sejumlah redaktur. Sementara Zulkifli Ahmad didampingi Plt Sekdakab, Drs Zukilfli Ismail MM, sejumlah kepala dinas, dan Kabag Humas dan Protokol, Ridwan Jamil MSi.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu, Pj Bupati juga menjelaskan berbagai potensi alam yang dimiliki Aceh Besar. Namun, Zulkifli mengakui potensi-potensi tersebut ada yang belum tergarap maksimal. Karena itu, ia berharap semua pihak di Aceh Besar mulai dari pemerintah hingga masyarakat harus bekerja keras menggarap potensi tersebut. Sehingga secara lambat laun potensi itu akan menambah PAD Aceh Besar.

Zulkfili mencontohkan, Aceh Besar saat ini memiliki 15 lokasi wisata yang sangat mungkin untuk dikembangkan. “Tapi, karena anggaran yang tersedia masih minim, maka potensi itu hingga kini belum tergarap dengan maksimal. Karenanya, ke depan harus ada upaya untuk menggandeng pihak swasta agar bisa menggarap potensi wisata tersebut,” harapnya.

Terkait kelanjutan jalan tembus Jantho-Keumala dan Jantho-Lamno, Zulkifli mengatakan, sejak beberapa tahun lalu kedua lintas itu sudah dikerjakan. Namun, karena lokasinya masuk dalam wilayah hutan produksi, maka pengerjaannya terganggu. “Karena itu, tahun ini kita berharap proyek jalan itu bisa dilanjutkan kembali dengan dana APBN dan APBA. Sebab, jalan Jantho-Keumala adalah jalan nasional dan Jantho-Lamno adalah jalan provinsi,” pungkas Zulkifli Ahmad.(jal/saf)


Editor : bakri



Tidak ada komentar: