29/01/13

MINI TRAVEL MART, SEBUAH CARA MENJUAL PARIWISATA ?

Serambi Indonesia/Jumat, 25 Januari 2013 08:56 Wib


SERAMBI/NANI HS
SUASANA acara Aceh/Medan Fam Trip Mini Travel Mart di Grand Ballroom Cititel Hotel Penang, Malaysia, Selasa (22/1) pukul 07.00-22.00 waktu Penang. Acara ini diikuti 18 orang (dari berbagai travel Medan) dan 14 dari Aceh, termasuk Firefly, pihak yang menerbangkan delegasi Aceh dan Medan.


PENGANTAR : Untuk ikut mengembangkan pariwisata Aceh-Penang dan sebaliknya, Firefly bekerja sama dengan Tourism Malaysia menerbangkan 18 travel agent Medan dan 14 travel agent Aceh ke Pulau Penang, Malaysia pada 21-23 Januari lalu. Wartawati Serambi Indonesia, Nani HS yang ikut dalam familiarization (fam) trip itu menuliskan catatannya dalam tiga tulisan, mulai hari ini.

LONCENG kecil keemasan yang dipegang seseorang di ujung panggung, berbunyi ting-ting-ting lagi. “Sudah tige minit, sile berputa lagi, sile diskas (Sudah tiga menit, silakan berputar lagi, silakan diskusi),” kata Master of Ceremony (MC) Aceh/Medan Fam Trip Mini Travel Mart di Grand Ballroom Cititel Hotel Penang, Malaysia, Selasa (22/1) malam.

Instruksi MC tersebut tak lain untuk “memindahkan” para buyers delegasi Aceh dan Medan dari meja ke meja para sellers Malaysia yang disusun dalam formasi persegi panjang. Suasananya seperti sebuah pasar. Hanya saja tidak seperti pasar tradisional. Di Mini Travel Mart ini semua peserta diharuskan berbusana resmi dan dianjurkan berbatik. Namanya saja ajang business to business alias B to B.

Bedanya lagi, tak ada transaksi langsung dalam bentuk uang antara konsumen dan produsen. Pedagangnya ada 26 (hotel, resor, rumah sakit, usaha hiburan petualangan/jelajah, dan travel dari Malaysia/Pulau Pinang). Pembelinya ada 18 (travel Medan) dan 14 travel Aceh, termasuk Firefly, pihak yang menerbangkan delegasi Aceh dan Medan.

Efektifkah Mini Travel Mart ini? Menurut Deputy Director Tourism Malaysia Penang, Logi Dhasan, taktik pemasaran pariwisata ini efektif sekali. Ajang kerja sama yang patut dipertahankan. Bila dilihat dari statistik wisatawan yang berkunjung ke Penang, baik via laut maupun udara, dari tahun ke tahun meningkat. “Ini penteng sekali. Inilah tempat perkenalan antara ejen dan perjoangan bisnes. Dalam lawatan ini nantinye mereke bise menjual paket. Ini meropakan jambatan usahe,” ungkap pria turunan Hindi berkulit hitam ini dalam tata bahasa Indonesia dialek Melayu.

Data dari Departement of Statistics Malaysia, prosentase kedatangan wisatawan dari Indonesia adalah 32,9% (2011) dan 32,6% (2012).

Dulunya (1997), ajang B to B ini bernama Mega Fam. Menurut Logi, sepanjang tahun lalu pihaknya telah menggelar “jembatan bisnis” tersebut dalam 20 sesi. Yang jelas, setiap ada agen yang datang ke Penang, selalu ada deal Fam Trip. Yang sering dari negara Eropa, Australia, Selandia Baru, dan Arab, terutama yang berminat terhadap  produk pelancongan, hotel, garden, wisata laut, dan gunung.

Lalu dari kacamata travel bagaimana? “Menurut saya, mini travel mart ini bagus sekali dan memang perlu. Selain kita lebih banyak peluang kerja sama, paling tidak kita bisa saling kenal dengan agen lain. Ini kan memudahkan usaha kita dan membuka wawasan dan inspirasi kitalah,” kata Manager Kembang Tour, Irfan Hasbi.

“Yang menariknya, ada seller yang menyediakan paket jadi, sehingga kita tidak susah-susah lagi bikin sendiri. Tinggal jual saja. Dalam menjual pariwisata kita patut tiru acara mini travel mart ini. Diperlukan juga dukungan pemerintah, agar kegiatan ini lancar,” timpal Manager Cendana Travel, Marbawi.

“Tapi menurut saya, jangan kita saja yang datang ke Penang. Nah, bagaimana caranya kita bisa jual Aceh yang potensial, Sabang misalnya. Pascatsunami, kita punya banyak destinasi. Ya, sebut saja Museum Tsumani, Kapal PLTD Apung. Saatnya kita ikut terus mengembangkan pariwisata Aceh. Saya kepingin sekali membawa pelancong luar ke Aceh. Paling tidak ya dari Penanglah,” ujar Tour Manager Grand Lentera Lestari, Yusnitawati.

Dari sisi bisnis penerbangan, Sales Executive Firefly Banda Aceh, Delfia Risa, mengatakan Firefly sengaja menerbangkan kalangan travel ke Penang. Tujuannya agar terjadi saling tukar informasi antara buyers dan sellers, dan saling mendatangkan wisatawan. Apalagi, dalam waktu dekat Firefly akan meluncurkan program penerbangan hariannya.

Ada hal yang patut kita adopsi dari acara Fam Trip bertajuk Program Lawatan Suaikenal, kerja sama Tourism Malaysia Medan dan Firefly Medan ini. Antara lain, kesiapan para sellers dalam menjual produk wisata. Bukan saja kemampuan presentasi produk, tapi juga kesiapan alat peraga seperti brosur yang luks dengan layout menarik, dan bukan pengumuman ala selembar kertas stensilan. Bahkan seperti Lam Wah Ee Hospital yang melengkapi taktik jualannya dengan sekeping VCD plus keramhtamahan sang Marketing Executive, Nurjannah Md Zain. Sama halnya dengan kecakapan mempresentasi plus senyum persahabatan Marketing Manager Island Hospital, Nora Hamid.

Hal lain yang boleh dilirik adalah produk Penang Homestay (dengan embel-embel; A sense of cultural treasures atau discover truly authentic, truly cultural Malaysia). Para wisatawan yang memilih paket ini, selain menginap di hotel, juga diberi kesempatan menginap di rumah-rumah penduduk, dengan segala rutinitas kampung di mana mereka menginap. Tinggal pilih, mau paket dua hari, tiga hari, dan seterusnya. Contoh, dalam paket 5 days 2 nights visit ada item Malay cuisine cooking demonstration (wisatawannya langsung praktik masak), begitu pula latihan membatik, permainan tradisional seperti gasing, cangkak, gandu, dan getah, yang justru tak pernah dilihat orang Eropa misalnya. Belakangan, Tourism Malaysia sudah melaksanakan paket wisata bersepeda pula untuk sepuluh destinasi wilayah Penang.

Lalu, tahukah Anda, Mini Travel Mart ala Tourism Malaysia dan Firefly ini? Ternyata telah menyambung silaturahmi antar-sellers dan buyers. Malam bertabur senyum tawa dan berbagai hidangan khas Melayu dan oriental pun, usai pukul 10.00 waktu Pulau Penang. Ada sellers yang langsung “ikat janji” dengan buyers-nya, ada yang perlu kesepakatan ulang.  So, mau meniru acara Mini Travel Mart, apa salahnya? 

(bersambung)

Tidak ada komentar: