Serambi Indonesia / Sabtu, 19 Januari 2013 12:29 WIB
Bungong Meulu
SEJAK berdiri pada 19 Januari 2004, komunitas perempuan Yayasan Bungong Meulu (YBM), sudah konsen di bidang pemberdayaan perempuan. Segenap pengurus dan anggota yang seluruhnya perempuan, tetap berfokus pada peningkatan kualitas hidup perempuan.
“Pergerakan YBM menitikberatkan pada pembinaan, dengan melihat perempuan sebagai sosok unik, dan punya kemampuan luar biasa untuk menjadi kontributor bagi perubahan peradaban yang lebih baik, sesuai Alquran dan Sunnah, “kata Pembina YBM, Hj Rita Indahyati.
Menurut Rita, YBM mencoba mengimplementasikannya ke dalam kegiatan dakwah islamiah, pembinaan kesejahteraan ibu dan anak, serta pemberdayaan ekonomi perempuan. Kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilakukan YBM, tak lain adalah kegiatan yang berusaha mengintegralkan unsur ruh, jasad, dan akal dari seseorang, sehingga melahirkan sosok yang paham tentang Islam, memiliki kemampuan mengaplikasikannya ke dalam kehidupan nyata.
Bulan dan tahun berganti, YBM terus berkiprah pada niatnya. Katakanlah kontrak tanggungjawab terhadap umat. Para pengurus inti, Yesi Budaya Sari SSi, Cut Dewi Zuliana SE, Cut Ridawati SE Ak, Evi Syahputri, Hayati Kausyarah SE, Susita SPd, Siti Sarah SPdI, Dewi Elfiani ST, Teti Saptawati, Nurlela SPd, bahu membahu dengan anggota lainnya meluncurkan kegiatan islaminya.
Beberapa program yang telah dijalankan, sebut saja, Pembinaan dan Kesejahteraan Ibu dan Anak dengan program Manajemen Hati (Kajian mengenai spiritual quotion, tahun 2004), dan Wisata Quran (paduan outbond dan pengkajian Al quran tahun 2004 dan 2007).
Juga ada Kajian Rutin Bulanan Baiti Jannati (Kajian Islam tentang pembentukan rumah tangga muslim seindah surga berasaskan sakinah, mawaddah warahmah, mulai Maret 2008 hingga saat ini setiap sebulan sekali.
Selain itu, YBM juga bergerak di bidang pendidikan dan dakwah, bahkan konsen pula di bidang pemberdayaan ekonomi. Pemberdayaan ekonomi dilakukan dengan membuka unit usaha toko pakaian serta unit usaha penanaman bibit bunga Resella. (Baca, Keluarga Samara hingga Bunga Rosella)
Bungong Meulu
SEJAK berdiri pada 19 Januari 2004, komunitas perempuan Yayasan Bungong Meulu (YBM), sudah konsen di bidang pemberdayaan perempuan. Segenap pengurus dan anggota yang seluruhnya perempuan, tetap berfokus pada peningkatan kualitas hidup perempuan.
“Pergerakan YBM menitikberatkan pada pembinaan, dengan melihat perempuan sebagai sosok unik, dan punya kemampuan luar biasa untuk menjadi kontributor bagi perubahan peradaban yang lebih baik, sesuai Alquran dan Sunnah, “kata Pembina YBM, Hj Rita Indahyati.
Menurut Rita, YBM mencoba mengimplementasikannya ke dalam kegiatan dakwah islamiah, pembinaan kesejahteraan ibu dan anak, serta pemberdayaan ekonomi perempuan. Kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilakukan YBM, tak lain adalah kegiatan yang berusaha mengintegralkan unsur ruh, jasad, dan akal dari seseorang, sehingga melahirkan sosok yang paham tentang Islam, memiliki kemampuan mengaplikasikannya ke dalam kehidupan nyata.
Bulan dan tahun berganti, YBM terus berkiprah pada niatnya. Katakanlah kontrak tanggungjawab terhadap umat. Para pengurus inti, Yesi Budaya Sari SSi, Cut Dewi Zuliana SE, Cut Ridawati SE Ak, Evi Syahputri, Hayati Kausyarah SE, Susita SPd, Siti Sarah SPdI, Dewi Elfiani ST, Teti Saptawati, Nurlela SPd, bahu membahu dengan anggota lainnya meluncurkan kegiatan islaminya.
Beberapa program yang telah dijalankan, sebut saja, Pembinaan dan Kesejahteraan Ibu dan Anak dengan program Manajemen Hati (Kajian mengenai spiritual quotion, tahun 2004), dan Wisata Quran (paduan outbond dan pengkajian Al quran tahun 2004 dan 2007).
Juga ada Kajian Rutin Bulanan Baiti Jannati (Kajian Islam tentang pembentukan rumah tangga muslim seindah surga berasaskan sakinah, mawaddah warahmah, mulai Maret 2008 hingga saat ini setiap sebulan sekali.
Selain itu, YBM juga bergerak di bidang pendidikan dan dakwah, bahkan konsen pula di bidang pemberdayaan ekonomi. Pemberdayaan ekonomi dilakukan dengan membuka unit usaha toko pakaian serta unit usaha penanaman bibit bunga Resella. (Baca, Keluarga Samara hingga Bunga Rosella)
(nani hs)
Keluarga Samara sampai Bisnis Rosella
YBM juga melakukan pelatihan-pelatihan Calon Linto dan Dara Baro (Calinda) agar mereka mendapatkan pemahaman yang utuh tentang konsep pernikahan dalam Islam, sehingga dapat mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Acara itu digelar 18-19 Oktober 2008.
Juga ada Klinik Konsultasi Keluarga Samara (membantu pasangan suami istri menuju keluarga yang Islami), Program Sekolah Orang Tua (tahun 2009, Juli 2009, Juli 2010, Februari 2011), Live TalkShow Keluarga Bahagia Sejahtera Sakinah Mawaddah Warahmah di Radio Serambi 90,2 FM.
Di bidang Pendidikan dan Dakwah, antara lain YBM telah mendirikan tempat penitipan anak (hadhonah) Aneuk Meutuah sejak tahun 2004. Pelatihan Pengasuhan Anak (bimbingan tentang pengasuhan anak, terutama balita untuk para pengasuh hadhonah, wali anak, dan para pengurus yayasan.
Tak ketinggalan bidang pemberdayaan ekonomi, YBM sudah bekerjasama dengan Rumah Sandang membuka unit Usaha Toko Pakaian pada Januari-
Desember 2006, membuka usaha konveksi (2007), penanaman bibit bunga Rosella, dan penjualan Bunga Rosella sejak tahun 2008 di Lembah Seulawah, Aceh Besar, serta membuka unit usaha Rumah Rosella (Cafe Rosella).
Kalaulah, semua itu dikatakan sebagai buah jerih dari kepengurusan YBM, kesan apa yang dirasakan Rita Indahyati? “Teman-teman yang mau bergabung dalam yayasan ini adalah orang-orang yang hebat. Padahal mereka tidak digaji , bahkan seringkali mereka harus mengeluarkan infaq untuk berjalannya program-program yayasan, mengorbankan waktu, dan tenaga mereka. Semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan mereka dengan surga-Nya. Semoga keberadaan Yayasan Bungong Meulu akan semakin dirasakan keberadaannya , di tengah masyarakat, menjadi peloporkebaikan, menjadi produsen kebaikan,” kata Perempuan Pembina YBM itu. Ia berharap, semogalah YBM bisa menebar harum ukhrawinya, mengalir dengan tulus, ikhlas, dan bersih.
Keluarga Samara sampai Bisnis Rosella
YBM juga melakukan pelatihan-pelatihan Calon Linto dan Dara Baro (Calinda) agar mereka mendapatkan pemahaman yang utuh tentang konsep pernikahan dalam Islam, sehingga dapat mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Acara itu digelar 18-19 Oktober 2008.
Juga ada Klinik Konsultasi Keluarga Samara (membantu pasangan suami istri menuju keluarga yang Islami), Program Sekolah Orang Tua (tahun 2009, Juli 2009, Juli 2010, Februari 2011), Live TalkShow Keluarga Bahagia Sejahtera Sakinah Mawaddah Warahmah di Radio Serambi 90,2 FM.
Di bidang Pendidikan dan Dakwah, antara lain YBM telah mendirikan tempat penitipan anak (hadhonah) Aneuk Meutuah sejak tahun 2004. Pelatihan Pengasuhan Anak (bimbingan tentang pengasuhan anak, terutama balita untuk para pengasuh hadhonah, wali anak, dan para pengurus yayasan.
Tak ketinggalan bidang pemberdayaan ekonomi, YBM sudah bekerjasama dengan Rumah Sandang membuka unit Usaha Toko Pakaian pada Januari-
Desember 2006, membuka usaha konveksi (2007), penanaman bibit bunga Rosella, dan penjualan Bunga Rosella sejak tahun 2008 di Lembah Seulawah, Aceh Besar, serta membuka unit usaha Rumah Rosella (Cafe Rosella).
Kalaulah, semua itu dikatakan sebagai buah jerih dari kepengurusan YBM, kesan apa yang dirasakan Rita Indahyati? “Teman-teman yang mau bergabung dalam yayasan ini adalah orang-orang yang hebat. Padahal mereka tidak digaji , bahkan seringkali mereka harus mengeluarkan infaq untuk berjalannya program-program yayasan, mengorbankan waktu, dan tenaga mereka. Semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan mereka dengan surga-Nya. Semoga keberadaan Yayasan Bungong Meulu akan semakin dirasakan keberadaannya , di tengah masyarakat, menjadi peloporkebaikan, menjadi produsen kebaikan,” kata Perempuan Pembina YBM itu. Ia berharap, semogalah YBM bisa menebar harum ukhrawinya, mengalir dengan tulus, ikhlas, dan bersih.
(nani hs)
Yesi, Setia Sampai Menikah
Sabtu, 19 Januari 2013 12:33 WIB
Berita Terkait
Perempuan Bagi Peradaban
PEREMPUAN ini rupanya masih setia dengan Yayasan Bungong Meulu (YBM). Berkiprah di YBM sejak ia masih gadis hingga kini setelah menikah, justru membuatnya makin energik mengurus YBM. Sekarang sampailah pada kursi ketua yayasan yang bercokol di Bilangan Lampriek, Banda Aceh.
Apa yang membuat perempuan bernama Yesi Budaya Sari SSi ini tetap bersumbangsih kepada YBM sejak 2008 sampai sekarang? “Saya menemukan orang-orang yang mempunyai tujuan, cita-cita, dan pemikiran yang sama, terhadap anak dan perempuan. Orang-orang YBM adalah inpirasi bagi saya, jika saya berkumpul dengan mereka, maka ide-ide untuk mengembangkan yayasan ini semakin besar. Yang jelas, hal besar tadi tidak terkikis oleh banyaknya rintangan yang dihadapi YBM,” ungkap Yesi.
Yesi, berniat akan melanjutkan kiprahnya di YBM. Sebab menurutnya, cita-
cita YBM untuk melayani masyarakat memenuhi kebutuhan spiritual yang islami, belumlah selesai. Yesi pun belum punya niat berpaling dari YBM, kendati telah punya kesibukan dalam berumah tangga.
Bagi Yesi, YBM seperti rumah sendiri. Katakanlah rumah keduanya. “Terus terang, persaudaraan sesama pengurus, dengan tujuan yang sama, memberikan kenyamanan tersendiri bagi saya dalam berorganisasi. Cita-
cita untuk menjadi orangtua saleh dalam mendidik anak pun, kian kuat terpatri menjadi azam di dalam hati saya,” tuturnya.
Yesi, Setia Sampai Menikah
Sabtu, 19 Januari 2013 12:33 WIB
Berita Terkait
Perempuan Bagi Peradaban
PEREMPUAN ini rupanya masih setia dengan Yayasan Bungong Meulu (YBM). Berkiprah di YBM sejak ia masih gadis hingga kini setelah menikah, justru membuatnya makin energik mengurus YBM. Sekarang sampailah pada kursi ketua yayasan yang bercokol di Bilangan Lampriek, Banda Aceh.
Apa yang membuat perempuan bernama Yesi Budaya Sari SSi ini tetap bersumbangsih kepada YBM sejak 2008 sampai sekarang? “Saya menemukan orang-orang yang mempunyai tujuan, cita-cita, dan pemikiran yang sama, terhadap anak dan perempuan. Orang-orang YBM adalah inpirasi bagi saya, jika saya berkumpul dengan mereka, maka ide-ide untuk mengembangkan yayasan ini semakin besar. Yang jelas, hal besar tadi tidak terkikis oleh banyaknya rintangan yang dihadapi YBM,” ungkap Yesi.
Yesi, berniat akan melanjutkan kiprahnya di YBM. Sebab menurutnya, cita-
cita YBM untuk melayani masyarakat memenuhi kebutuhan spiritual yang islami, belumlah selesai. Yesi pun belum punya niat berpaling dari YBM, kendati telah punya kesibukan dalam berumah tangga.
Bagi Yesi, YBM seperti rumah sendiri. Katakanlah rumah keduanya. “Terus terang, persaudaraan sesama pengurus, dengan tujuan yang sama, memberikan kenyamanan tersendiri bagi saya dalam berorganisasi. Cita-
cita untuk menjadi orangtua saleh dalam mendidik anak pun, kian kuat terpatri menjadi azam di dalam hati saya,” tuturnya.
(nani hs)
Editor : hasyim
Editor : hasyim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar