27/12/05

DIPAMER, FOTO-FOTO SERAMBI DI JEPANG

Serambi Indonesia :
26/12/2005 12:18 WIB

[ rubrik: Serambi Nusa |

BANDA ACEH – Memperingati satu tahun pascagempa dan tsunami 26 Desember 2004, Graha Budaya Indonesia-Tokyo, menggelar pameran foto-foto jurnalistik karya fotografer Harian Serambi Indonesia yang direkam beberapa saat setelah tsunami, termasuk jepretan pada bulan Nvpember-Desember ini.

Ketua Graha Budaya Indonesia (GBI)-Tokyo & Ketua Japan Aceh-Net, Sheiichi Okawa, lewat surat elektroniknya kepada Serambi, Minggu (25/12), mengatakan kombinasi foto-foto tersebut sengaja dilakukan agar para pengunjung GBI bisa mengingat kembali bencana setahun lalu. Selain itu supaya masyarakat Jepang bisa tahu bagaimana proses pembangunan Aceh kembali.

Acara di gedung GBI-Tokyo tersebut dibuka sejak pukul 11.00 hingga tengah malam waktu setempat. Di sini pengunjung bakal bisa menyaksikan parade foto-foto jurnalistik Serambi di dinding gedung GBI yang telah dihias dengan pernik-pernik kerajinan hiasan dinding etnis Aceh. Dipampang juga lukisan anak/pelajar Nanggroe Aceh Darussalam yang masuk 20 besar Lomba Melukis Anak dan Pelajar (kerja sama JAN dengan Harian Serambi Indonesia, bulan Mei lalu).

Inti acara
 
Kecuali itu, GBI-Tokyo juga meluncurkan antologi puisi Lagu Kelu (kerja sama JAN dengan Aliansi Sastrawan Aceh). “Inti acaranya adalah peluncuran dua buku, yaitu Lagu Kelu dan Nyawoung (Inochi), yaitu buku lukisan kumpulan 20 lukisan anak/pelajar Aceh (Lomba Lukis Anak (JAN-Serambi), ditambah 20 foto jurnalistik, karya fotografer Serambi Indonesia, dan beberapa karya saya sendiri.
Buku lukisan dilengkapi dengan 20 cerpen karya Fannia Adisti, siswi kelas III SMA 3 Banda Aceh. Fannnia pernah menjuarai lomba menulis yang diselenggarakan JAN dan Serambi Mei lalu.

Menurut Okawa, ketika datang ke Banda Aceh Agustus lalu, ia sempat bertemu dengan Fannia dan meminta agar remaja itu menulis cerita pendek, menyangkut pengalaman anak Aceh dari bencana tsunami. Buku lukisan Nyawoung (Inochi) diterbitkan dalam dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan Jepang. Kata Inochi, dalam bahasa Jepang berarti nyawa.

“Kami akan memperkenalkan buku tersebut, sekaligus menjualnya. Tak lain semua omset akan menjadi milik JAN. Dana itu nantinya akan digulirkan kembali program bantuan tahun depan,” urai Okawa.
Buku Nyawoung (Inochi), menurutnya, akan dikirim ke Banda Aceh oleh JAN sebanyak 500 eksemplar dan akan dibagi-bagi secara gratis kepada sekolah oleh pihak Harian Serambi Indonesia.

Dijelaskannya juga, dalam acara peluncuran kedua buku tersebut, beberapa puisi akan dibaca oleh Khairul Munadi, dosen Unsyiah yang sedang mengikuti program doktoral di Universitas Metropolitan Tokyo. Dan beberapa cerpen (dalam bahasa Jepang) akan dibaca oleh Keiko Konno, seorang wanita Jepang yang profesinya sebagai bintang suara (sulih suara).

Acara yang juga memamerkan tujuh karya pelukis Mahdi Abdullah dengan tema tsunami yang dilukis Mahdi pada April lalu itu, akan diisi pula dengan acara nonton bareng VCD (musik Aceh) dan VCD Metro TV.
Acara dimulai dengan doa bersama, diikuti dengan penyalaan ratusan lilin (setiap pengunjung diminta membawa lilin dan akan dinyalakan pihak GBI).

Sejumlah pekerja pers Jepang diundang untuk meliput acara GBI ini. Mengingat Tokyo sekarang sedang musim dingin, panitia sengaja memberi kejutan bagi pengunjung. Mereka “dihangatkan” oleh kopi gratis yang khusus didatangkan dari dataran tinggi Gayo plus sajian daging yang dimasak dengan resep kari Aceh, yang juga dipesan khusus dari Tanah Rencong. (nan)



Tidak ada komentar: