05/04/11

TANGSE, SETELAH 25 HARI

Serambi Indonesia/Mon, Apr 4th 2011, 10:18


Ketua Forum Tokoh Perempuan Aceh (FTPA), Rd Sugiatri menyerahkan bantuan korban banjir bandang Tangse, yang diterima Tgk Kamaruddin Husen, Pidie, Minggu (3/4). SERAMBI/NANI HS

MEMASUKI kawasan musibah banjir bandang Tangse pada hari ke-25 pascamusibah, Minggu 3 April 2011, ada perubahan fisik yang signifikan dibanding periode tanggap darurat minggu pertama. Badan jalan yang sebelumnya putus mulai lancar lagi, bengkalai banjir berupa kayu gelondongan yang menutup badan jalan atau areal permukiman penduduk mulai bersih, dan aktivitas masyarakat berangsur pulih.

Di ruas jalan yang melintasi Desa Layan, Peunalom Sa, Peunalom Dua, Blang Dalam, Ulee Kale, sepanjang lima kilometer, misalnya, yang porak-poranda dihantam bencana, sejak sepekan terakhir sudah mulai tembus hingga Desa Ulee Kale yang sempat terisolir. Meski demikian, di beberapa titik masih harus meniti jembatan darurat. Sepintas tidak ada lagi kesan duka dan darurat di desa-desa tersebut. “Sebelumnya jalan antardesa porak poranda dan ditebali lebih setengah meter bengakalai banjir bandang,” kata Keuchik Blang Dalam, Zainal Abidin.

Sekda Pidie, M Iriawan selaku Koordinator Posko Induk Penanggulangan Bencana Banjir Bandang Tangse kepada Serambi mengatakan, berdasarkan hasil kesepakatan bersama, pemerintah menambah 12 hari lagi masa tanggap darurat, yaitu 3-14 April 2011. “Hari ini (Minggu), petugas posko istirahat karena kelelahan setelah 24 hari bertugas di Tangse. Hari Senin aktif lagi apalagi masa tanggap darurat sudah diperpanjang,” kata Iriawan.

Kunjungan sosial FTPA

Pada Minggu kemarin, atau bersamaan dengan masuknya masa tanggap darurat periode III (3-14 April 2011), Forum Tokoh Perempuan Aceh (FTPA) melakukan kunjungan sosial ke Tangse.

Meski FTPA tidak datang untuk membangun jembatan yang rusak atau membuat barak untuk 220 kepala keluarga korban bencana maupun membenahi jaringan air bersih, pembersihan lokasi atau memperbaiki saluran irigasi tetapi kunjungan sosial tersebut mampu membangkitkan semangat para korban bencana, sebagaimana pengakuan Imum Mukim Layan, Kabupaten Pidie, Kamaruddin Husen.

Kamaruddin merasa kunjungan yang dipimpin Ketua FTPA, Rd Sugiarti tersebut sangat positif. “Terima kasih sekali. Ini menjadi hiburan hati yang meringankan derita kami,” kata Kamaruddin sambil menitip harapan bahwa masyarakat Kemukiman Layan sangat ingin selekasnya bisa menggarap sawah atau kebun. “Irigasi yang hancur, jembatan yang ambruk agar diprioritaskan pembangunannya. Kami juga membutuhkan bantuan perangkat dapur,” kata Kamaruddin.

Keuchik Blang Dalam, Zainal Abidin tak bisa menyembunyikan keharuan ketika rombongan ibu-ibu FTPA membawa langsung bantuan ke kampungnya. Menurut Zainal, walau sedikitnya ada 38 kali pihaknya menerima sumbangan, tetap saja ada warga yang berkecil hati karena banyak penyumbang yang tak singgah langsung ke kampung. “Ya, barangkali desa kami agak jauh masuk ke dalam, ya orang-orang lebih banyak masuk ke Peunalom, misalnya,” ujar Zainal.

Ketua FTPA, Rd Sugiarti kepada Keuchik Blang Dalam mengatakan, “semoga kedatangan kami bisa menjadi penawar dukalah. Jangan dilihat apa yang kami bawa hari ini, yang terpenting sebagai orang yang jauh ingatan kami tetap ada kepada sesama sudara di Tangse ini. Ikut berbagi, itulah tujuan kami menjumpai bapak/ibu sekalian.” Sedangkan menyangkut laporan dan harapan Imum Mukim Kamaruddin, Sugiarti berjanji akan meneruskan permintaan pembangunan jembatan, irigasi, dan perlengkapan dapur untuk PKK desa.

Begitulah, menjelang pukul 16.00 WIB, rombongan FTPA meninggalkan lokasi bencana banjir bandang yang mulai sepi dari lalu lalang kaum dermawan atau suara-suara alat pembersih bengkalai bencana. Bangkitlah Tangse.

(nani hs)



Tidak ada komentar: