suaramerdeka.com/cybernews
DEWAN Kesenian Banda Aceh (DKB) meluncurkan buku kumpulan cerpen para penulis Aceh Bayang Bulan di Pucuk Manggrove di Museum Negeri Aceh, Banda Aceh, Jumat (8/12) malam.
Buku itu memuat karya-karya dari 10 cerpenis Aceh, seperti Azhari, Musmarwan Abdullah, Mustafa Ismail, Ridwan Amran, Nani HS, Saiful Bahri, MN Age, Sulaiman Tripa, Ayi Jufridar dan Arafat Nur.
Ketua Dewan Kesenian Banda Aceh Zoelfikar Sawang mengatakan penerbitan buku ini salah satu upaya untuk terus mendorong kreativitas para sastrawan Aceh, juga ikut mensosialisasikan karya-karya mereka kepada publik yang lebih luas. "Dua hal ini penting untuk kemajuan dan perkembangan kesusastraan di tanah rencong," kata Zoelfikar dalam siaran pers yang diterima SM CyberNews.
Kehadiran buku ini juga salah satu upaya menjawab kekeringan sastra, terutama setelah Aceh dihantam bencana dahsyat yakni gempa plus tsunami pada Desember 2004. "Kini Aceh sudah bangkit, semangatnya kembali menyala. Dan seni serta budaya, membuat kebangkitan Aceh memiliki ruh, memiliki jiwa," katanya.
Sekretaris Dewan Kesenian Banda Aceh Saiful Bahri mengatakan dalam acara itu juga akan diadakan pembacaan cerpen. Selain di Banda Aceh, direncanakan buku yang diberi pengantar oleh cerpenis senior Hamsad Rangkuti itu juga akan diluncurkan di Jakarta pada Januari mendatang.
DEWAN Kesenian Banda Aceh (DKB) meluncurkan buku kumpulan cerpen para penulis Aceh Bayang Bulan di Pucuk Manggrove di Museum Negeri Aceh, Banda Aceh, Jumat (8/12) malam.
Buku itu memuat karya-karya dari 10 cerpenis Aceh, seperti Azhari, Musmarwan Abdullah, Mustafa Ismail, Ridwan Amran, Nani HS, Saiful Bahri, MN Age, Sulaiman Tripa, Ayi Jufridar dan Arafat Nur.
Ketua Dewan Kesenian Banda Aceh Zoelfikar Sawang mengatakan penerbitan buku ini salah satu upaya untuk terus mendorong kreativitas para sastrawan Aceh, juga ikut mensosialisasikan karya-karya mereka kepada publik yang lebih luas. "Dua hal ini penting untuk kemajuan dan perkembangan kesusastraan di tanah rencong," kata Zoelfikar dalam siaran pers yang diterima SM CyberNews.
Kehadiran buku ini juga salah satu upaya menjawab kekeringan sastra, terutama setelah Aceh dihantam bencana dahsyat yakni gempa plus tsunami pada Desember 2004. "Kini Aceh sudah bangkit, semangatnya kembali menyala. Dan seni serta budaya, membuat kebangkitan Aceh memiliki ruh, memiliki jiwa," katanya.
Sekretaris Dewan Kesenian Banda Aceh Saiful Bahri mengatakan dalam acara itu juga akan diadakan pembacaan cerpen. Selain di Banda Aceh, direncanakan buku yang diberi pengantar oleh cerpenis senior Hamsad Rangkuti itu juga akan diluncurkan di Jakarta pada Januari mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar